Kesan pertama yang benar tentang Islam Setelah Membaca Alquran

Kesan pertama yang benar tentang Islam Setelah Membaca Alquran

Hanya ada satu kebenaran yang mutlak sense.It adalah Allah sendiri. Di berbagai bagian Al-Qur’an, diperintahkan bahwa Allah (swt) adalah satu-satunya kebenaran:

“Itu karena Allah adalah kebenaran.”(Luqman, 30)

“Semua yang ada di bumi akan binasa, tetapi akan kekal (selama-lamanya) wajah Tuhanmu, – penuh keagungan, karunia dan kehormatan. "(Rahman, 26-27)

“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah – Dialah Yang Hak; dan orang – orang selain Dia yang mereka seru, – mereka hanyalah kepalsuan yang sia-sia.sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. "(Haji, 62)

“Kelak akan kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di muka bumi dan di dalam diri mereka sendiri, hingga nyata bagi mereka bahwa yang demikian itu benar. "(Fussilat, 53)

  1. Realitas yang dibuat

Pembaca Yang Terhormat,

“Dunia fisik “dan” dunia Spiritual " diciptakan realitas. Keberadaan dan kelangsungan hidup mereka dimungkinkan dengan kehendak Allah (swt) karena keberadaan, tata letak, energi, dan mekanisme operasi mereka diberikan oleh Allah (swt). Seekor burung tidak bisa bergetar, bayi tidak bisa menyusui, atau daun tidak bisa berfotosintesis jika Allah (swt) tidak ingin Karena Allah (swt) menciptakan dan program mereka untuk melakukan kegiatan dan melimpahkan mereka dengan kekuatan yang diperlukan menciptakan karya-karya yang mereka lakukan.

“Allah adalah Pencipta segala sesuatu.”(Zumar, 62)

“Hanya kepada Allah-lah kamu kembali dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(Hud, 4)

“Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Hidup Dan Yang Hidup, Yang memelihara segala sesuatu.”(Baqarah, 255)

“Mengatur dan mengatur segala sesuatu.”Yunus, 3

“Tetapi Allah telah menciptakan kamu dan pekerjaan tanganmu.”(Saffat, 96)

  1. Hal-hal yang diciptakan adalah fana, keberadaan mereka tergantung pada Allah

Pembaca Yang Terhormat,

“Dunia fisik” dan “dunia Spiritual” adalah fana karena mereka diciptakan realitas, yang berarti mereka memiliki awal dan akhir. Keberadaan mereka tidak selamanya. Keberadaan mereka bisa lama selamanya jika Allah (swt) membiarkan mereka bertahan selamanya.

Filsafat materialis mencoba untuk menggantikan “dunia Material” dengan Allah (swt) karena tidak menerima keberadaan Allah (swt), jauh dari itu. Ini membela bahwa “dunia material” ada sendiri tanpa awal dan akhir. Namun, tesis mereka dibantah oleh temuan sains modern. Faktanya, filsafat materialis tidak dapat menjelaskan berbagai hal sebagai disiplin filosofis.

Para pembaca Paket Biaya Umroh Itikaf Ramadhan yang budiman, semua makhluk dari dunia yang diciptakan kecuali Allah (swt) berada pada tahap imajinasi. Informasi yang diperoleh manusia dari urutannya adalah informasi" persepsi". Manusia dapat memahami dunia sampai batas yang dapat dia rasakan. Persepsi memberi makna pada sensasi (membayangkan dalam satu pengertian) organ indera kita oleh pikiran. Manusia mengenal makhluk dengan persepsi ini dan memutuskan apakah mereka ada atau tidak. Biarkan saya memberi contoh. Seorang prajurit tidak dapat melihat apa pun dalam kegelapan tetapi ketika dia melihat dengan kamera termal, dia melihat musuh. Apa yang terjadi di sini? Dalam situasi pertama, tidak ada musuh karena tidak ada konsepsi. Yang kedua, ada musuh karena mereka bisa dirasakan. Ini berarti bahwa kita hanya menerima Ada apa yang bisa kita rasakan.

  1. Manusia yang lemah hanya menerima keberadaan hal – hal yang dapat mereka rasakan

Kami menerima keberadaan material karena kami dapat melihat fitur-fiturnya sebagai warna, bentuk, berat, Suara, dan baunya. Setiap kualitas yang dapat kita rasakan adalah informasi. Jika kita tidak merasakan kualitas apa pun, kita tidak menerima keberadaan sesuatu bahkan itu benar-benar ada.

Faktanya, manusia adalah akseptor sensasi dari suatu objek daripada objek itu sendiri. Persepsi diwujudkan sebagai konsep objek dengan berbagai fitur dengan memberikan makna dengan informasi sebelumnya dalam pikiran kita. Oleh karena itu, dunia yang keberadaannya kita terima adalah dunia imajiner, yang diciptakan oleh proses berbagai fungsi saraf dan otak. Perbedaannya dari mimpi adalah bahwa ia memiliki rasionalitas dan kontinuitas, yang disediakan oleh Allah (swt).